Kabayan

Kocak, bodor, pikaseurieun, itu si Kabayan yang pasti dikenal sama urang Sunda. Banyak banget cerita tentang si Kabayan yang bisa kita inget. Saya bukan mau nambahin cerita tentang si Kabayan yang populer itu, ini sih tentang "another" Kabayan.

Sejak hari pertama tiba di Doha, saya udah ngga asing lagi denger kata Kabayan. Pagi tiba di Doha, sorenya kami belanja di hipermarket di pusat kota. Waktu bayar, sang kasir tiba-tiba nyerocos,"Kabayan, bla bla bla bla bla bla..."

Hah? Saya cuma bengong, "Come again?" saya minta dia mengulang kalimatnya. Ngeliat saya kebingungan, si kasir langsung senyum dan minta maaf, "Sorry, I thought you're Pinoy"
Ternyata, karena kami sama-sama dari Asia Tenggara dan profil kami rada-rada mirip, saya dan suami seringkali dikira orang Philippine. Dan Kabayan adalah sapaan dalam bahasa Tagalog untuk teman sekampunghalaman.

Lama-lama, terbiasa juga kami disapa Kabayan sama pramuniaga, supir taksi, perawat di rumah sakit, resepsionis di klinik gigi, pramusaji di restoran, petugas di pangkalan taksi. Lha, katanya tinggal di Doha? Kok ketemunya sama orang Philippine mulu? Emaaaaaaannnggggg!

No comments: